Mengupas Tuntas 7 Pertimbangan Strategis
dalam E-Purchasing Barang – Jasa Lainnya
Dari Harga Termurah ke Nilai Terbaik
Agus Arif
Rakhman, M.M., CPSp.
https://drive.google.com/file/d/1sDncZxNprKsUThSauFrA1Q7-cNVy-p4l/view?usp=sharing
Pendahuluan:
Arsitektur Baru Pengadaan Konstruksi di Era Digital
Di tengah percepatan
transformasi digital, pengadaan barang/jasa pemerintah, khususnya pada sektor
Barang dan Jasa Lainnya yang sarat akan keragaman dan kebutuhan unik, kini
berada di sebuah persimpangan krusial. Era di mana kepatuhan prosedural menjadi
satu-satunya tolak ukur keberhasilan telah usai. Regulasi modern, seperti
Keputusan Kepala LKPP Nomor 177 Tahun 2024, telah membentangkan sebuah karpet
merah bagi para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk bertransformasi dari
sekadar administrator menjadi arsitek nilai bagi negara.
Namun, untuk melintasi karpet
merah tersebut, kita harus terlebih dahulu melepaskan dua beban berat dari masa
lalu: dogma prosedural yang secara keliru menyamakan pengadaan yang baik dengan
keharusan menjalankan mini-kompetisi untuk setiap pengadaan ATK, sewa
kendaraan, atau jasa konsultansi ; dan dogma hukum yang membawa ketakutan tak
berdasar akan mitos "persekongkolan" dari dunia tender yang tertutup
ke dalam "hypermarket" E-Purchasing yang terang benderang. Kedua
dogma inilah yang menjadi belenggu tak kasat mata, menghalangi kita untuk
meraih efisiensi dan nilai terbaik yang sesungguhnya saat pengadaan beragam
kebutuhan operasional tersebut.
Artikel ini adalah sebuah
manifesto sekaligus panduan praktis untuk mendobrak belenggu tersebut. Ia akan
membawa Anda dalam sebuah perjalanan untuk membedah secara tuntas
7
Pertimbangan Strategis—sebuah kerangka kerja yang logis, sistematis, dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk memilih penyedia barang atau jasa lainnya, baik itu
penyedia jasa kebersihan, vendor peralatan IT, maupun penyedia jasa katering. Ini
bukanlah sekadar teori, melainkan sebuah metodologi yang memungkinkan PPK untuk
secara percaya diri menavigasi pasar digital, melakukan uji tuntas yang
mendalam, dan memilih mitra strategis yang paling tepat untuk dinegosiasikan.
Kita akan membuktikan bahwa
dalam arsitektur pasar terbuka yang disediakan oleh Katalog Elektronik,
akuntabilitas tidak lagi diukur dari kekakuan prosedur, melainkan dari
transparansi dan ketajaman justifikasi dalam pengambilan keputusan. Mari kita
mulai perjalanan ini bersama, untuk mengubah paradigma dari sekadar mencari
"Harga
Termurah" menjadi sebuah seni untuk mendapatkan "Nilai
Terbaik", demi mewujudkan pengadaan yang lebih cerdas, lebih
strategis, dan pada akhirnya, lebih bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar