Strategi
Pemulihan Aset Negara Pasca Kerusuhan Agustus 2025
Taktik Identifikasi Kebutuhan, Pemaketan, dan
Pendanaan di Tengah Ruang Fiskal Menyempit
White Paper
Download full White Paper di https://drive.google.com/drive/folders/1oy5VEhAi61JLrBw10AipqazacbqcFEp6?usp=sharing
Ringkasan Eksekutif
Konteks & Masalah Inti
Kerusuhan akhir Agustus 2025 merusak aset layanan publik di berbagai kota.
Contoh prioritas: 7 gerbang tol di koridor Dalam Kota Jakarta serta 7 halte
TransJakarta terbakar—sebagian JPO tinggal rangka. Layanan publik terganggu
saat APBN 2025 berada pada ruang fiskal ketat (belanja ±Rp3.621,3 T, defisit
terancang ±2,53–~2,78% PDB). Strategi pemulihan harus mengutamakan waktu pulih
layanan alih-alih kosmetik infrastruktur.
Landasan Kebijakan
- Perpres 46/2025 (turunan Perpres 16/2018) → jalur penanganan darurat, e-Purchasing Katalog v6, dan skema tender
cepat.
- BTT
(Belanja Tidak Terduga) dan Asuransi BMN (ABMN) →
sumber likuiditas awal serta risk transfer sebagian beban kerugian.
Metodologi Identifikasi (D+3 s.d. D+14)
- Rapid
damage & service assessment berbasis fungsi layanan (bukan daftar
barang).
- Klasifikasi kebutuhan: A Esensial, B Pendukung Kritis, C Non-kritis.
- Benchmark
biaya awal: rehab interior 3,5–10 jt/m²; kantor modular 2,0–2,5 jt/m²
untuk bridging service.
- Output:
daftar aset prioritas + downtime + estimasi biaya awal (HPS
sementara).
Arsitektur Pemaketan (service-driven)
- Prinsip
2×2 (Urgensi × Kompleksitas).
- Paket 0 – Service Bridging (≤30 hari): kantor/halte modular, mobile
reader tol, genset, jaringan dasar.
- Paket
1 – MEP Recovery (≤60 hari): panel listrik, fire alarm, LAN
backbone.
- Paket
2 – Interior & Fit-Out Esensial (≤120 hari): furnitur, ruang rapat,
akustik.
- Paket
3 – Rehab Struktural/Fasad (≤180 hari): sipil-arsitektural & security
hardening.
- Paket
4 – Digital Hardening (paralel): CCTV, access control, backup
off-site.
Paket Prioritas & Estimasi (indikatif, berbasis
survei cepat)
- A1 – Pemulihan 7 Gerbang Tol (DKI Jakarta):
- Isi:
penggantian perangkat lajur (barrier gate, validator/ETC, UPS),
rekabeling, CCTV, booth, + mobile reader sebagai jembatan layanan.
- Total indikatif: ±Rp11,79 miliar (termasuk 10% kontinjensi & 11%
PPN) → ~Rp1,68 miliar/GT.
- Target: lajur utama aktif ≤14 hari, full system bertahap.
- B1 – Pembangunan Kembali 7 Halte TransJakarta (DKI Jakarta):
- Isi: struktur/JPO, fare gate & validator, sistem tiket
& jaringan, MEP, CCTV/PA, wayfinding, akses difabel, desain
& supervisi.
- Total indikatif: ±Rp103,42 miliar (termasuk 10% kontinjensi & 11%
PPN) → ~Rp14,77 miliar/halte,
selaras benchmark revitalisasi halte 2023 (≈Rp13 miliar/halte).
- Target: fungsi dasar naik-turun penumpang ≤60 hari; integrasi penuh
60–120 hari.
Strategi Pendanaan (blended finance)
- Cepat
cair: BTT + klaim ABMN (kerusakan yang dipolis).
- Menengah:
refocusing DIPA/SKPD; potensi DAK/BNPB sesuai kriteria; **CSR/**naming
rights halte untuk cost offset.
- Aturan prioritas 60-30-10: 60% ke Paket 0–1 (layanan inti), 30% ke
Paket 2, 10% ke Paket 3–4.
Jalur PBJ & Jadwal Eksekusi
- 0–7 hari: SK Tim Pemulihan BMN, site survey, market sounding
Katalog v6.
- 7–21/30
hari: A1 lewat darurat + e-Purchasing; mobile reader beroperasi;
kanopi & rekabeling selesai.
- 0–30
hari (awal B1): tender cepat design-and-build; pesan long-lead items
(fare gate, CCTV) via Katalog.
- 30–120/180 hari: commissioning bertahap; tender rehab struktural (bila
diperlukan).
Manajemen Risiko & QA
- Kendali
harga & lead time: agregasi/mini kompetisi Katalog v6; price hold
60–90 hari.
- Kepatuhan teknis: uji OTDR (fiber), FAT/SAT perangkat, PUIL/SNI untuk
elektrikal, K3L & simulasi evakuasi halte.
- Audit trail: dokumentasi darurat lengkap; handover per
zona/lokasi.
Tesis Kebijakan
Pemulihan pasca-kerusuhan harus berorientasi layanan, mengandalkan e-Purchasing
& darurat untuk kecepatan, dan mencampur sumber pembiayaan agar fiskal
tetap sehat. Dengan triase kebutuhan, pemaketan berbasis service level,
dan disiplin QA, pemerintah dapat menormalkan layanan inti dalam 30–60 hari,
sambil menyelesaikan rehabilitasi menyeluruh dalam 3–6 bulan—akuntabel,
terukur, dan pro-rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar