Strategi Penyusunan dan Analisis Tingkat Kesulitan Soal dalam Evaluasi Pendidikan: Studi pada Bidang Pengadaan Barang dan Jasa

Strategi Penyusunan dan Analisis Tingkat Kesulitan Soal dalam Evaluasi Pendidikan: Studi pada Bidang Pengadaan Barang dan Jasa



Penulis: Agus Arif Rakhman, M.M., CPSp.

Pengelola Pengadaan Ahli Madya, BMKG RI, Fasilitator Kehormatan Bidang Pengadaan Barang/Jasa LKPP RI, Probity Advisor LKPP RI, Anggota Tim Perumus Peraturan LKPP RI, Ahli Penyusun SOP Pengadaan Barang/Jasa, dan Penulis Buku Pengadaan Barang/Jasa

Dalam proses pendidikan dan evaluasi, penyusunan soal memainkan peran penting dalam mengukur capaian pembelajaran. Untuk memastikan bahwa soal yang disusun dapat mencerminkan pemahaman, keterampilan, dan kemampuan peserta didik secara komprehensif, tingkat kesulitan soal umumnya dikategorikan ke dalam tiga level utama berdasarkan Taksonomi Bloom:

1. Level Mudah (C1-C2)

Soal pada level ini mencakup kemampuan kognitif dasar, yaitu:

  • Mengingat (Remembering): Kemampuan untuk menyebutkan atau mengenali fakta-fakta dasar.
  • Memahami (Understanding): Kemampuan untuk menjelaskan konsep secara sederhana atau mendefinisikan istilah.

Karakteristik soal level mudah sering kali bersifat hafalan atau pemahaman dasar. Kata kerja operasional yang digunakan meliputi: menyebutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, dan menjelaskan.

Contoh Soal:

  • Sebutkan definisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PBJP)!
  • Identifikasi jenis-jenis pengadaan dalam PBJP!

2. Level Sedang (C3-C4)

Soal pada level ini menuntut kemampuan yang lebih kompleks, seperti:

  • Mengaplikasikan (Applying): Kemampuan menggunakan konsep atau informasi dalam situasi tertentu.
  • Menganalisis (Analyzing): Kemampuan memecah suatu konsep menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk memahami hubungan antar elemen.

Kata kerja operasional pada level sedang meliputi: menerapkan, menganalisis, membedakan, dan menghubungkan. Soal pada level ini membutuhkan pemahaman lebih mendalam dan sering kali melibatkan proses analisis sederhana.

Contoh Soal:

  • Analisis peran dan fungsi pejabat pengadaan dalam siklus PBJP!
  • Bandingkan karakteristik pengadaan langsung dan tender elektronik!

3. Level Sulit (C5-C6)

Soal level sulit mencakup kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti:

  • Mengevaluasi (Evaluating): Kemampuan menilai atau mengkritisi suatu konsep berdasarkan kriteria tertentu.
  • Menciptakan (Creating): Kemampuan merancang atau mengintegrasikan berbagai konsep untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Kata kerja operasional yang sering digunakan adalah: mengevaluasi, menyimpulkan, mengkritisi, dan merancang.

Contoh Soal:

  • Rancang mekanisme monitoring dan evaluasi yang efektif untuk proyek pengadaan berbasis e-katalog!
  • Evaluasi dampak penerapan e-tendering terhadap transparansi dalam PBJP!

Analisis Tingkat Kesulitan Soal

Dalam merancang soal untuk bidang PBJP, proporsi tingkat kesulitan soal biasanya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berikut adalah distribusi tingkat kesulitan yang ideal untuk pembelajaran tingkat dasar atau pengantar:

1. Level Mudah (40%)

Soal-soal ini dirancang untuk memastikan peserta memiliki pemahaman dasar dan mampu mengingat konsep-konsep kunci. Contohnya adalah:

  • Definisi dasar PBJP.
  • Identifikasi jenis-jenis pengadaan.
  • Struktur organisasi dalam PBJP.

Alasan penyertaan:

  • Membantu peserta memahami dasar materi.
  • Memberikan landasan yang kokoh sebelum masuk ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

2. Level Sedang (50%)

Mayoritas soal berada pada level ini untuk memberikan tantangan yang cukup tanpa membuat peserta merasa kewalahan. Contohnya adalah:

  • Soal yang mengharuskan peserta memahami proses pengadaan.
  • Soal yang meminta peserta membedakan karakteristik tiap tahapan pengadaan.

Alasan dominasi:

  • Mengukur pemahaman konseptual dan kemampuan aplikasi.
  • Cocok untuk peserta dengan level kompetensi pemula.

3. Level Sulit (10%)

Hanya sebagian kecil soal yang dirancang untuk level sulit, seperti soal yang mengintegrasikan beberapa konsep atau meminta peserta mengevaluasi dan menciptakan solusi. Contohnya adalah:

  • Soal yang mengharuskan analisis mendalam terhadap mekanisme PBJP.
  • Soal evaluasi dampak kebijakan pengadaan.

Alasan penyertaan:

  • Memberikan tantangan bagi peserta yang lebih mahir.
  • Membantu membedakan tingkat kompetensi antar peserta.

Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Tingkat Kesulitan Soal

Penentuan tingkat kesulitan soal tidak dilakukan secara sembarangan. Faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan untuk memastikan efektivitas evaluasi:

  1. Level Kompetensi yang Diharapkan: Soal harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, seperti pada pembelajaran tingkat pengantar (level 1).
  2. Karakteristik Peserta: Tingkat pengalaman dan pemahaman peserta, seperti peserta pemula yang baru mengenal PBJP.
  3. Kompleksitas Materi: Materi yang lebih kompleks membutuhkan soal yang dirancang dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
  4. Tujuan Evaluasi Pembelajaran: Apakah evaluasi bertujuan mengukur pemahaman dasar, kemampuan aplikatif, atau tingkat analisis yang mendalam.

Kesimpulan

Menyusun soal dengan tingkat kesulitan yang terstruktur merupakan langkah strategis dalam proses pembelajaran. Dominasi soal level sedang, seperti yang sering diterapkan dalam evaluasi pembelajaran PBJP, bertujuan untuk memberikan tantangan yang cukup sekaligus relevan dengan kompetensi yang diharapkan. Sementara itu, penyertaan soal level sulit memberikan nilai tambah bagi peserta dengan kemampuan lebih tinggi dan mendorong penguasaan konsep yang mendalam.

Sebagai rekomendasi, pendidik harus terus memperbarui strategi penyusunan soal berdasarkan umpan balik peserta, penelitian terbaru, serta perubahan kebijakan terkait untuk memastikan kualitas evaluasi yang optimal.


Daftar Pustaka

  • Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals. New York: David McKay Company.

    • Karya seminal yang memperkenalkan Taksonomi Bloom, mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

    • Revisi Taksonomi Bloom yang memperbarui terminologi dan struktur hierarki untuk mencerminkan pemahaman kontemporer tentang proses kognitif.
  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    • Regulasi yang mengatur prosedur dan kebijakan terkait PBJP di Indonesia.
  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    • Perubahan terhadap regulasi sebelumnya, menyesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan terkini dalam PBJP.
  • Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). (2021). Peraturan Lembaga Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

    • Pedoman resmi yang memberikan arahan teknis dalam pelaksanaan PBJP melalui penyedia.
  • Kusumawati, N. (2019). "Implementasi Taksonomi Bloom dalam Penyusunan Soal Evaluasi Pembelajaran." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 26(2), 123-135.

    • Artikel yang membahas penerapan Taksonomi Bloom dalam merancang soal evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Suhartini, S. (2020). "Analisis Tingkat Kesulitan Soal Ujian Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Mata Kuliah Pengadaan Barang dan Jasa." Jurnal Ilmiah Pendidikan, 15(1), 45-58.

    • Penelitian yang menganalisis tingkat kesulitan soal ujian dalam mata kuliah PBJP menggunakan kerangka Taksonomi Bloom.
  • Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2014). Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    • Panduan resmi yang memberikan arahan dalam penyusunan kurikulum pendidikan tinggi, termasuk strategi evaluasi pembelajaran.
  • Gagné, R. M., Wager, W. W., Golas, K. C., & Keller, J. M. (2005). Principles of Instructional Design (5th ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Thomson Learning.

    • Buku yang membahas prinsip-prinsip desain instruksional, termasuk strategi evaluasi dan penyusunan soal.
  • Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia.

    • Buku yang memberikan panduan praktis dalam menyusun instrumen evaluasi, baik tes maupun nontes, sesuai dengan standar pendidikan.
  • Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Membedah Rahasia Dokumen Referensi Harga: Panduan Lengkap Menyusun Prompt untuk Pengadaan Barang yang Efektif dan Transparan

    4 Langkah Strategis Pembuatan Etalase Produk Konstruksi Katalog Elekronik

    Mengulas SE Kepala LKPP No 3 Tahun 2024 Tentang Panduan Penyelenggaraan E-Purchasing Katalog Melalui Metode Mini-Kompetisi Bagi PPK dan PP