IDENTIFIKASI ALTERNATIF KEBUTUHAN “PRINTER” UNTUK KANTOR PEMERINTAH

 

IDENTIFIKASI ALTERNATIF KEBUTUHAN “PRINTER” UNTUK KANTOR PEMERINTAH


Bandung, 16 Maret 2024

Penulis: Agus Arif Rakhman, M.M.

Pengelola Pengadaan Ahli Madya, BMKG RI, Fasilitator Kehormatan Bidang Pengadaan Barang/Jasa LKPP RI, Probity Advisor LKPP RI, Anggota Tim Perumus Peraturan LKPP RI, Ahli Penyusun SOP Pengadaan Barang/Jasa 

 

 

A.     PENGANTAR 

Dalam rangka memperkuat fondasi pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan, penting untuk memahami dan menerapkan serangkaian langkah taktis yang sistematis dalam identifikasi kebutuhan. Artikel ini berfokus pada implementasi tiga langkah awal dari total sembilan langkah taktis yang dirancang untuk memastikan bahwa kebutuhan barang dan jasa dapat diidentifikasi dengan akurat dan efisien. Khususnya, pembahasan ini akan mengarah pada objek pengadaan berupa "printer", suatu komponen vital dalam operasional harian kantor pemerintahan yang menuntut pemilihan yang tepat dan sesuai kebutuhan.

 

Langkah pertama hingga ketiga mencakup identifikasi jenis atau tipe printer, klasifikasi spesifikasi teknis dari kualitas rendah sampai tinggi, dan korelasi antara kedua aspek tersebut. Proses ini diawali dengan pengisian formulir identifikasi kebutuhan, yang menjadi dokumen penting dalam menguraikan secara detail karakteristik yang dibutuhkan dari printer, mulai dari fungsi dasar hingga fitur lanjutan yang mungkin diperlukan oleh instansi pemerintah tertentu.

 

Manfaat dari langkah-langkah awal ini tidak hanya terbatas pada aspek pemilihan perangkat yang tepat, tetapi juga membantu dalam merumuskan standar kualitas yang diharapkan, meminimalisir risiko pembelian perangkat yang tidak sesuai atau berlebihan, serta memastikan alokasi anggaran yang lebih akurat dan efisien. Dengan demikian, tujuan utama dari proses ini adalah untuk mencapai tingkat kepuasan yang tinggi dalam pemenuhan kebutuhan operasional sehari-hari, sambil memastikan penggunaan sumber daya yang bertanggung jawab dan efektif. Identifikasi kebutuhan ini, khususnya untuk printer, menjadi kritikal mengingat perannya yang esensial dalam mendukung kegiatan administrasi dan dokumentasi di kantor pemerintah, memungkinkan sebuah instansi untuk beroperasi dengan lancar dan produktif.

B.     LANGKAH 1 : IDENTIFIKASI JENIS/TIPE BARANG/JASA

Dalam konteks pengadaan printer untuk keperluan instansi pemerintah, keputusan harus didasarkan pada analisis komprehensif yang mempertimbangkan beragam faktor, termasuk kebutuhan spesifik, efisiensi, dan keterjangkauan. Berikut merupakan gambaran alternatif printer di pasaran Indonesia, yang diharapkan dapat memenuhi berbagai kebutuhan operasional pemerintah dengan efisien:

 

1. Inkjet Printer

  •    - Kegunaan: Sangat cocok untuk mencetak dokumen berwarna seperti brosur, poster, dan dokumen lain yang memerlukan kualitas cetak tinggi.
  •    - Karakteristik: Teknologi ini menggunakan tinta cair yang diaplikasikan melalui kepala cetak mikroskopis, menghasilkan cetakan dengan gradasi warna yang kaya.
  •    - Merek Contoh: Canon PIXMA untuk merek populer, Epson L Series sebagai contoh produk yang banyak digunakan di Indonesia.

 

2. Laser Printer

  •    - Kegunaan: Ideal untuk mencetak dokumen teks dalam jumlah banyak dan cepat, seperti laporan pemerintah dan dokumen resmi.
  •    - Karakteristik: Menggunakan toner berbasis bubuk dan teknologi laser, menciptakan cetakan yang tajam dengan kecepatan tinggi.
  •    - Merek Contoh: HP LaserJet sebagai merek internasional terkemuka, Brother HL series untuk alternatif yang efisien.

 

3. Multifunction Printer (MFP)

  •    - Kegunaan: Menawarkan fungsionalitas multifaset, termasuk mencetak, memindai, menyalin, dan terkadang mengirim fax, menjadikannya pilihan yang hemat biaya dan efisien ruang.
  •    - Karakteristik: Integrasi berbagai fungsi dalam satu perangkat, mengurangi kebutuhan akan perangkat tambahan.
  •    - Merek Contoh: Canon PIXMA MG sebagai pilihan populer, Epson WorkForce untuk kinerja yang solid dan efisien.

 

4. Dot Matrix Printer

  •    - Kegunaan: Pilihan tepat untuk mencetak dokumen multipart atau formulir yang membutuhkan salinan karbon, sering kali digunakan dalam aplikasi akuntansi dan logistik.
  •    - Karakteristik: Menggunakan mekanisme dampak untuk mencetak, cocok untuk mencetak melalui kertas berlapis.
  •    - Merek Contoh: Epson LX Series dikenal akan ketahanannya, OKI Microline untuk keandalan dalam mencetak dokumen berlapis.

 

5. Printer Portabel

  •    - Kegunaan: Didesain untuk mendukung mobilitas, ideal bagi petugas lapangan yang membutuhkan solusi pencetakan di lokasi.
  •    - Karakteristik: Ringan, kompak, dan seringkali dilengkapi dengan konektivitas nirkabel dan baterai isi ulang.
  •    - Merek Contoh: HP OfficeJet Mobile untuk solusi cetak di mana saja, Canon PIXMA TR untuk pencetakan berkualitas tinggi dalam format kompak.

 

Pemilihan jenis printer harus mempertimbangkan analisis kebutuhan operasional spesifik instansi pemerintah, termasuk volume pencetakan, jenis dokumen yang akan dicetak, dan aspek keberlanjutan. Pertimbangan terhadap total biaya kepemilikan (TCO) termasuk biaya operasional, durabilitas perangkat, serta kemudahan dalam pemeliharaan dan penggantian komponen juga krusial. Adopsi teknologi pencetakan yang efisien dan ramah lingkungan, seperti teknologi inkjet terbaru yang menawarkan efisiensi tinta yang lebih baik atau laser printer dengan konsumsi energi rendah, dapat membantu instansi pemerintah dalam mencapai tujuan operasional sekaligus memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.

C.     LANGKAH 2: IDENTIFIKASI KLASIFIKASI SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam pengadaan printer untuk kebutuhan instansi pemerintah, pemahaman terhadap klasifikasi spesifikasi teknis dari kualitas rendah hingga tinggi merupakan langkah awal yang krusial. Pendekatan ini tidak hanya memastikan pemilihan produk yang tepat sesuai kebutuhan, tetapi juga efisiensi anggaran dan optimalisasi penggunaan sumber daya. Analisis ini memerlukan metodologi terstruktur, yang mencakup evaluasi komprehensif terhadap berbagai dimensi spesifikasi teknis, dari resolusi cetak, kecepatan cetak, hingga kemampuan konektivitas dan fitur tambahan.

 

Kualitas Rendah: Printer kategori ini umumnya memiliki resolusi cetak minimal, di bawah 600 dots per inch (dpi), yang mencukupi untuk dokumen teks dasar tetapi tidak ideal untuk gambar atau dokumen yang membutuhkan detail tinggi. Kecepatan cetaknya rendah, sering kali di bawah 10 halaman per menit (ppm) untuk dokumen hitam putih. Printer kualitas rendah biasanya memiliki konektivitas terbatas, dengan pilihan utama melalui kabel USB tanpa dukungan untuk jaringan nirkabel atau cloud printing.

 

Kualitas Menengah: Di segmen ini, printer menawarkan resolusi cetak antara 600 hingga 1200 dpi, yang mendukung cetakan berkualitas baik untuk teks dan grafis sederhana. Kecepatan cetak meningkat, biasanya antara 10 hingga 20 ppm, yang memungkinkan produktivitas yang lebih baik dalam pemrosesan dokumen. Printer menengah sering dilengkapi dengan konektivitas yang lebih luas, termasuk Wi-Fi, Bluetooth, dan kemampuan untuk terhubung dengan layanan cloud, memudahkan pencetakan dari berbagai perangkat.

 

Kualitas Tinggi: Printer kelas atas menyajikan resolusi cetak yang superior, seringkali di atas 1200 dpi, yang optimal untuk mencetak dokumen kompleks dengan grafis tinggi atau foto beresolusi tinggi. Kecepatan cetaknya jauh lebih tinggi, dapat mencapai 30 ppm atau lebih, memungkinkan penanganan volume cetak yang besar dengan efisiensi. Fitur-fitur canggih seperti dukungan untuk pencetakan duplex otomatis, berbagai format kertas, dan kapasitas tinta/toner yang besar ditawarkan, bersama dengan konektivitas canggih meliputi NFC, Wi-Fi Direct, dan opsi keamanan data terintegrasi.

 

Penerapan teori manajemen sumber daya dan pengadaan dalam klasifikasi ini memungkinkan instansi pemerintah untuk merancang strategi pengadaan yang berbasis pada analisis kebutuhan versus spesifikasi teknis, mengoptimalkan investasi terhadap nilai yang diperoleh. Bukti pendukung dari studi kasus implementasi printer dalam berbagai skala operasional pemerintahan menunjukkan bahwa pemilihan berbasis spesifikasi teknis yang sesuai dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi downtime peralatan, dan memperpanjang usia pakai produk.

 

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pemahaman mendalam terhadap spesifikasi teknis dan klasifikasi kualitas printer memungkinkan instansi pemerintah untuk melakukan pengadaan yang lebih terarah dan efektif. Ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan operasional saat ini, tetapi juga tentang proyeksi kebutuhan masa depan dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, memastikan bahwa investasi dalam teknologi informasi dan komunikasi memberikan nilai maksimal bagi pemerintah dan masyarakat.

D.    KORELASI LANGKAH 1 DAN 2 ATAS PENETAPAN KEBUTUHAN PENGADAAN BARANG/JASA

Dalam konteks pengadaan printer untuk instansi pemerintah, pemahaman tentang hubungan teknis antara berbagai jenis dan tipe printer dengan klasifikasi spesifikasinya memainkan peran kritikal dalam menjamin pemenuhan kebutuhan operasional secara efisien dan efektif. Pendekatan yang terstruktur, melibatkan analisis mendalam dan evaluasi komprehensif terhadap kebutuhan institusi pemerintah, dapat memfasilitasi pemilihan perangkat yang optimal. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan hubungan tersebut, dengan fokus pada identifikasi potensi kebutuhan yang akan digunakan oleh instansi pemerintah.

 

Hubungan Teknis Antara Jenis dan Tipe Printer dengan Klasifikasi Spesifikasinya

 

1.     Printer Inkjet: Dikenal karena kemampuannya mencetak dengan kualitas tinggi, terutama untuk dokumen berwarna dan foto. Untuk instansi pemerintah yang memerlukan materi promosi atau komunikasi visual, printer inkjet dengan spesifikasi tinggi (resolusi di atas 1200 dpi) dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

 

2.     Printer Laser: Ideal untuk kebutuhan pencetakan volume tinggi dengan kecepatan cepat, printer laser menjadi pilihan untuk instansi yang membutuhkan efisiensi waktu dan biaya. Klasifikasi kecepatan cetak (lebih dari 30 ppm) dan dukungan pencetakan duplex menjadi faktor kunci.

 

3.     Printer Multifungsi: Menggabungkan kemampuan mencetak, menyalin, memindai, dan kadang-kadang faksimili, printer multifungsi mendukung operasional sehari-hari instansi dengan fleksibilitas. Kriteria seleksi meliputi kinerja keseluruhan dan fitur tambahan seperti konektivitas nirkabel dan keamanan data.

 

4.     Printer Dot Matrix: Untuk aplikasi spesifik seperti pencetakan buku log, faktur, atau dokumen multi-part, printer dot matrix dengan spesifikasi teknis yang mendukung pencetakan berdampak masih relevan bagi sejumlah instansi pemerintah.

 

5.     Printer Portabel: Dukungan untuk pekerja lapangan atau situasi yang memerlukan mobilitas, printer portabel dengan spesifikasi baterai tahan lama dan konektivitas luas (misalnya, Wi-Fi, Bluetooth) memberikan solusi praktis.

 

Identifikasi Potensi Kebutuhan Instansi Pemerintah

 

Dalam menentukan printer yang sesuai, instansi pemerintah perlu mempertimbangkan aspek-aspek berikut:

 

a.      Volume Pencetakan: Menentukan frekuensi dan jumlah halaman yang dicetak per periode waktu untuk memilih jenis dan spesifikasi printer yang mendukung kebutuhan tersebut.

b.     Kualitas Cetakan: Pertimbangan terhadap kebutuhan kualitas grafis dan teks untuk dokumen resmi, laporan, dan materi promosi.

c.      Efisiensi Biaya: Analisis total biaya kepemilikan, termasuk konsumsi tinta atau toner, pemeliharaan, dan biaya operasional lainnya.

d.     Keamanan Data: Pentingnya fitur keamanan data pada printer untuk melindungi informasi sensitif pemerintah.

e.      Kemudahan Integrasi: Kemampuan printer untuk terintegrasi dengan sistem TI yang ada dan mendukung berbagai platform pengoperasian.

 

Dengan menggunakan teori manajemen pengadaan yang efektif, instansi pemerintah dapat mengidentifikasi dan memilih printer yang tidak hanya memenuhi kebutuhan operasional saat ini tetapi juga menawarkan skalabilitas untuk kebutuhan masa depan. Penerapan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dalam evaluasi pilihan printer memberikan kerangka kerja untuk membandingkan secara objektif antara berbagai opsi berdasarkan kriteria teknis dan operasional. Kesimpulannya, hubungan antara jenis dan tipe printer dengan klasifikasi spesifikasi teknisnya merupakan kunci dalam memastikan bahwa instansi pemerintah dapat memaksimalkan efisiensi operasional sambil mengoptimalkan penggunaan anggaran.

 

E.      CONTOH PENETAPAN KEBUTUHAN PRINTER UNTUK BAGIAN TATA USAHA KANTOR PEMERINTAH

Bagi bagian tata usaha kantor pemerintahan, yang berfokus pada efisiensi operasional dan pengelolaan dokumen sehari-hari, printer Multifungsi (MFP) dengan klasifikasi spesifikasi menengah ke tinggi menjadi pilihan yang paling cocok. Alasan utama adalah karena printer ini menawarkan kemampuan serbaguna yang mencakup mencetak, menyalin, memindai, dan terkadang faksimili dalam satu perangkat, sehingga mengoptimalkan ruang dan biaya.

 

Justifikasi Pilihan:

 

1.     Kemampuan Multifungsi: Memenuhi berbagai kebutuhan operasional tata usaha, dari pencetakan dokumen, penggandaan, hingga digitalisasi dokumen untuk arsip elektronik.

2.     Efisiensi Biaya: Mengurangi kebutuhan akan perangkat tambahan lain, sehingga menekan total biaya kepemilikan (TCO).

3.     Kemudahan Penggunaan: Integrasi berbagai fungsi dalam satu perangkat memudahkan pelatihan staf dan pengoperasian sehari-hari.

4.     Konektivitas dan Keamanan: Dukungan untuk konektivitas nirkabel dan fitur keamanan data menjaga integritas informasi pemerintah.

 

Spesifikasi Teknis yang Direkomendasikan:

 

1.     Resolusi cetak: Minimal 1200 dpi untuk menghasilkan dokumen dengan teks yang tajam dan grafis yang bersih.

2.     Kecepatan cetak: Minimal 20-30 ppm untuk menangani volume pencetakan yang tinggi tanpa mengorbankan efisiensi waktu.

3.     Fitur keamanan: Dukungan enkripsi dan proteksi kata sandi untuk memastikan dokumen sensitif terlindungi.

4.     Konektivitas: Wi-Fi dan dukungan cloud untuk memudahkan pencetakan dari berbagai perangkat dan lokasi.

 

Perhitungan Anggaran:

 

Misalkan harga rata-rata printer multifungsi dengan spesifikasi tersebut adalah IDR 10.000.000. Untuk bagian tata usaha yang memerlukan minimal 2 unit, anggaran yang harus diajukan adalah:

 

2 unit×IDR 10.000.000=IDR 20.000.000

Alasan Tidak Menggunakan Jenis dan Klasifikasi Spesifikasi Lain:

 

1.     Printer Inkjet: Meskipun menawarkan kualitas cetak yang tinggi untuk dokumen berwarna, biaya operasional (tinta) dan kecepatan cetak lebih rendah dibandingkan dengan printer multifungsi, kurang cocok untuk kebutuhan operasional yang efisien.

2.     Printer Laser: Khusus printer laser monokrom mungkin kurang fleksibel dalam menangani kebutuhan mencetak dokumen berwarna yang sesekali diperlukan oleh tata usaha.

3.     Printer Dot Matrix: Teknologi ini lebih cocok untuk pencetakan form berkelipatan atau buku log, bukan untuk dokumen administratif sehari-hari yang memerlukan kualitas cetak yang lebih baik.

4.     Printer Portabel: Meskipun bermanfaat untuk mobilitas, printer portabel tidak mendukung volume pencetakan tinggi dan multifungsi yang dibutuhkan oleh tata usaha.

 

Dengan demikian, pemilihan printer multifungsi dengan spesifikasi menengah ke tinggi memberikan keseimbangan antara kemampuan, efisiensi, dan keamanan yang sesuai dengan kebutuhan kompleks bagian tata usaha kantor pemerintahan.

F.      KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam kesimpulan umum terkait dengan proses identifikasi kebutuhan barang dan jasa, khususnya printer, untuk instansi pemerintahan, pentingnya pendekatan yang terstruktur dan berbasis analisis mendalam menjadi sangat jelas. Proses identifikasi ini melibatkan pemahaman komprehensif tentang jenis dan spesifikasi teknis yang beragam, yang harus selaras dengan kebutuhan operasional dan strategis instansi. Printer Multifungsi (MFP) dengan spesifikasi menengah ke tinggi telah dihighlight sebagai solusi yang efektif dalam konteks tertentu, namun prinsip pemilihan berdasarkan analisis kebutuhan spesifik berlaku secara universal dalam pengadaan barang dan jasa di sektor pemerintahan.

 

Kesimpulan utama dari diskusi ini adalah pentingnya memprioritaskan efisiensi, adaptabilitas, dan keamanan dalam pemilihan teknologi pencetakan. Keputusan harus didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap volume pencetakan, kualitas cetak yang diperlukan, fitur keamanan, dan potensi integrasi dengan sistem teknologi informasi yang ada. Selain itu, pertimbangan terhadap total biaya kepemilikan, yang mencakup biaya awal pembelian, konsumsi bahan habis pakai, dan biaya pemeliharaan, menjadi krusial dalam memastikan efisiensi anggaran.

 

Rekomendasi umum dari artikel ini adalah untuk setiap instansi pemerintah mengadopsi metodologi yang sistematis dan berbasis data dalam proses pengadaan, memastikan bahwa setiap keputusan pengadaan barang dan jasa, tidak terbatas hanya pada printer, dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan dengan efektif. Integrasi antara kebutuhan operasional, spesifikasi teknis, dan analisis biaya harus menjadi fondasi dalam pengambilan keputusan pengadaan, demi mencapai operasional yang efisien dan penggunaan sumber daya yang optimal di lingkungan pemerintahan.

 

Iklan promosi:

 

Pemesanan buku karya *Agus Arif Rakhman, M.M.* dapat dilakukan melalui:

              Link official store  Shopee: https://bit.ly/buku_agusarifrakhman_shopee

              Link official store Tokopedia: https://bit.ly/buku_agusarifrakhman_tokopedia

              Pemesanan melalui Whatsapp dengan Nina 081556650310

Tiktok @agusarifrakhman1 tautan https://www.tiktok.com/@agusarifrakhman1?_t=8iCf9pC1pTO&_r=1

 

Kepada Yth, 

[Pimpinan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah/ Badan Layanan Umum (BLU)] / [Pimpinan BUMD] 

Di tempat

 

Perihal: Penawaran Jasa Penyusunan Regulasi dan SOP Pengadaan Barang/Jasa

 

Dengan hormat,

 

Saya, Agus Arif Rakhman, M.M., dalam kapasitas saya sebagai pengelola pengadaan ahli madya BMKG RI, fasilitator kehormatan bidang pengadaan LKPP RI, probity advisor LKPP RI, penulis buku pengadaan barang/jasa, dan anggota tim perumus peraturan LKPP, dengan ini mengajukan penawaran jasa profesional dalam penyusunan peraturan dan Standard Operating Procedure (SOP) pengadaan barang/jasa.

Menghasilkan SOP Administrasi Pemerintahan modifikasi dari PermenpanRB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan dengan struktur pada masing-masing SOP adalah sebagai berikut:

1.      Peraturan Kepala Daerah Tentang Pengadaan Barang/Jasa BLUD di lingkungan Provinsi/Kabupaten/Walikota

2.      Peraturan Direksi BLU/BLUD/BUMD tentang Pengadaan barang/jasa pada “nama BLU/BLUD”

3.      Peraturan Direksi BUMD tentang Pengadaan barang/jasa pada “nama BUMD”

4.      SOP Makro Proses Utama Pengadaan Barang/Jasa

5.      SOP Perencanaan Pengadaaan Barang/Jasa

6.      SOP Persiapan Pengadaan dan Persiapan Pemilihan

7.      SOP Pemilihan Penyedia Melalui Pengadaan Langsung

8.      SOP Pemilihan Penyedia Melalui E-Purchasing

9.      SOP Pemilihan Penyedia Melalui Tender/Seleksi

10.   SOP Pengelolaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa

11.   SOP Pengelolaan Manajemen Penyedia

12.   SOP Pengelolaan Manajemen Kinerja

13.   SOP Pengelolaan Manajemen Risiko

14.   SOP lainnya sesuai permintaan

Berbekal pengalaman luas dan keahlian mendalam dalam pengadaan barang/jasa, saya berkomitmen untuk memberikan layanan yang tidak hanya mematuhi standar hukum dan etika tertinggi, tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Perumda Kampar Aneka Karya. Layanan ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses pengadaan, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

 

Kelebihan SOP Pengadaan:

Tidak hanya menyajiakan flowchart, namun flowchart yang dikembangkan, dirincikan pada batang tubuh petunjuk teknis secara naratif deskriptif dan dilengkapi format-format dokumen pada masing-masing prosedur serta petunjuk penggunaannya dan berbagai pengaturan otorisasi dokumen untuk menegaska pertanggungjawaban pengambilan Keputusan pada masing-masing prosedur di tiap Langkah flowchart SOP

 

Adapun tarif yang kami tawarkan adalah sebagai berikut:

 

1.      Untuk UKPBJ Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah: Rp80.000.000 (delapan puluh juta rupiah)

2.      Untuk Badan Layanan Umum (BLU)/Badan Layanan Umum Daerah (BLUD): Rp 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta Rupiah)

3.      Untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Rp 200.000.000,- (Dua ratus juta Rupiah)

4.      Dapat memesan Sebagian produk sesuai kebutuhan

Silahkan dapat menghubungi kontak saya sendir di 085330686593

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membedah Rahasia Dokumen Referensi Harga: Panduan Lengkap Menyusun Prompt untuk Pengadaan Barang yang Efektif dan Transparan

4 Langkah Strategis Pembuatan Etalase Produk Konstruksi Katalog Elekronik

Mengulas SE Kepala LKPP No 3 Tahun 2024 Tentang Panduan Penyelenggaraan E-Purchasing Katalog Melalui Metode Mini-Kompetisi Bagi PPK dan PP