STRATEGI SUPPLIED BY OWNER (SBO) DALAM PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI

 

 

STRATEGI SUPPLIED BY OWNER (SBO) DALAM PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI

 

Penulis: Agus Arif Rakhman, M.M.

Pengelola Pengadaan Ahli Madya – Probity Advisor LKPP – Fasilitator Pengadaan Kehormatan

18 Juni 2023

 

Strategi Supplied by Owner (SBO) adalah suatu pendekatan di mana pemilik proyek atau klien menyediakan sebagian atau seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi. SBO bukanlah strategi yang umum digunakan, tetapi dalam beberapa keadaan, strategi ini dapat sangat efektif dan menguntungkan.


Strategi Supplied by Owner (SBO), atau yang sering disebut juga Owner-Furnished Equipment (OFE) atau Owner-Supplied Material (OSM), adalah suatu pendekatan di mana pemilik proyek, bukan kontraktor atau penyedia jasa, yang menyediakan sebagian atau semua material yang diperlukan untuk suatu proyek. Strategi ini biasanya diterapkan untuk memastikan bahwa material yang digunakan sesuai dengan standar dan spesifikasi tertentu yang diinginkan oleh pemilik proyek.

Sejarah pasti tentang kapan dan di mana strategi ini pertama kali digunakan tidak jelas, tetapi strategi ini telah digunakan dalam berbagai industri, terutama dalam proyek-proyek konstruksi dan teknik, selama beberapa dekade. Keputusan untuk menggunakan strategi SBO biasanya didasarkan pada berbagai pertimbangan, termasuk kontrol kualitas, kebutuhan untuk material atau peralatan khusus, dan kadang-kadang juga pertimbangan biaya.

Namun, penerapan strategi SBO juga memiliki tantangan tersendiri. Misalnya, pemilik proyek harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengelola proses pengadaan material, dan juga harus siap untuk mengambil risiko yang terkait dengan pengiriman dan kualitas material. Selain itu, pemilik proyek juga harus memastikan bahwa kontraktor atau penyedia jasa yang melakukan pekerjaan memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk bekerja dengan material atau peralatan yang disediakan.

 

Strategi SBO dapat sangat efektif jika dikelola dengan baik, tetapi memerlukan koordinasi yang ketat dan komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam proyek.

Strategi Supplied by Owner (SBO) telah digunakan secara luas dalam berbagai industri dan berbagai negara, termasuk dalam proyek-proyek konstruksi dan teknik di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Namun, dokumentasi spesifik mengenai negara mana yang pertama kali menerapkan strategi ini atau yang paling sering menggunakan strategi ini cukup sulit untuk ditentukan karena strategi ini tidak terikat pada regulasi atau peraturan tertentu di sebuah negara.

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat seperti Jerman dan Belanda dapat menjadi contoh yang baik dalam menerapkan strategi ini, terutama dalam proyek-proyek infrastruktur besar. Mereka memiliki sistem pengadaan dan manajemen proyek yang matang, dan mereka telah menggunakan strategi SBO dalam berbagai proyek untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu.

Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa keberhasilan strategi SBO tidak hanya tergantung pada kebijakan dan praktik di suatu negara, tetapi juga pada kemampuan dan keahlian pemilik proyek dalam mengelola proses pengadaan dan proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebelum menerapkan strategi SBO, penting bagi pemilik proyek untuk memahami secara mendalam manfaat dan tantangan dari strategi ini dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya dan kemampuan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya dengan sukses.

 

## Alasan Menggunakan Strategi SBO

 

Ada beberapa alasan mengapa suatu proyek konstruksi mungkin memilih strategi SBO. Pemilik proyek mungkin memiliki akses ke sumber daya atau peralatan tertentu yang dapat mengurangi biaya atau waktu proyek. Misalnya, sebuah perusahaan migas mungkin memiliki akses langsung ke peralatan pengeboran khusus yang akan mahal untuk disewa atau dibeli oleh kontraktor.

Pemilik proyek juga dapat memilih SBO untuk memiliki kontrol lebih besar atas kualitas bahan dan peralatan yang digunakan. Dalam beberapa kasus, pemilik proyek mungkin telah berinvestasi dalam peralatan berkualitas tinggi dan ingin memastikan bahwa peralatan tersebut digunakan dalam proyek mereka.

 

## Implementasi Strategi SBO


Implementasi strategi SBO melibatkan sejumlah pertimbangan dan langkah penting. Berikut adalah beberapa aspek penting dari implementasi SBO:

 

1.     Penyusunan Kontrak: Kontrak harus jelas mencantumkan item mana yang akan disediakan oleh pemilik proyek, serta bagaimana item-item tersebut akan diserahkan kepada kontraktor. Detail ini harus spesifik, mencakup deskripsi lengkap tentang peralatan atau bahan yang disediakan, kondisi peralatan, dan jadwal pengiriman.

 

2.     Manajemen Logistik: Pemilik proyek harus memiliki sistem manajemen logistik yang kuat untuk memastikan bahwa bahan dan peralatan yang diperlukan tersedia tepat waktu. Keterlambatan dalam penyediaan bahan dapat menimbulkan penundaan proyek dan meningkatkan biaya.

 

3.     Manajemen Risiko: Risiko kerusakan atau kehilangan peralatan atau bahan selama transportasi atau penyimpanan harus ditangani. Asuransi mungkin perlu diperoleh untuk melindungi terhadap risiko ini.

 

4.     Koordinasi dengan Kontraktor: Pemilik proyek dan kontraktor harus bekerja sama secara erat untuk memastikan bahwa bahan dan peralatan diserahkan dan digunakan dengan efektif. Komunikasi yang baik adalah kunci dalam hal ini.

 

## Keuntungan dan Tantangan SBO

 

Strategi SBO memiliki beberapa keuntungan potensial, termasuk potensi pengurangan biaya, kontrol lebih besar atas kualitas, dan kemungkinan peningkatan efisiensi. Namun, juga ada tantangan yang harus dihadapi. Manajemen logistik dan risiko bisa menjadi kompleks, dan memerl

 

 

Strategi Supplied by Owner dalam Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi

 

Strategi Supplied by Owner (SBO) adalah pendekatan di mana pemilik proyek memasok sebagian atau seluruh material atau peralatan yang diperlukan untuk proyek konstruksi. Tujuan utama strategi ini biasanya adalah untuk mencoba menghemat biaya dan mempercepat jadwal konstruksi. Namun, ada berbagai pertimbangan dan risiko yang harus dipertimbangkan saat mengimplementasikan strategi ini.

 

Pertimbangan dan Risiko


Ada beberapa risiko yang terkait dengan strategi SBO. Salah satu yang utama adalah pemilik proyek mengambil alih tanggung jawab untuk ketepatan waktu dan kualitas material atau peralatan yang mereka sediakan. Ini berarti bahwa jika ada masalah dengan pengiriman atau kualitas, pemilik proyek akan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Ini bisa melibatkan perubahan pesanan kontrak, klaim, atau bahkan litigasi jika rencana awal tidak berjalan sesuai rencana

Ketika pemilik proyek memasok material atau peralatan mereka sendiri, mereka biasanya mencari keuntungan harga yang signifikan atau untuk mempercepat jadwal konstruksi. Namun, biaya yang terkait dengan risiko yang diambil oleh pemilik proyek seringkali sulit untuk diestimasi dengan akurat, bahkan oleh kontraktor atau konsultan konstruksi yang berpengalaman.

Ada juga beberapa tantangan praktis yang mungkin dihadapi pemilik proyek ketika mereka memasok material atau peralatan mereka sendiri. Misalnya, pemilik proyek mungkin tidak menyadari masalah yang dapat muncul bahkan dalam proyek yang paling sederhana. Ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana, pemilik proyek mungkin harus membayar biaya tambahan untuk pekerjaan tambahan yang diperlukan oleh kontraktor

 

Pertimbangan Hukum

Ada beberapa pertimbangan hukum yang harus dipertimbangkan saat mengimplementasikan strategi SBO. Misalnya, jika ada masalah dengan material atau peralatan yang disediakan oleh pemilik proyek, kontraktor mungkin menolak untuk bertanggung jawab atas perbaikan atau penggantian. Ini berarti bahwa pemilik proyek akan bertanggung jawab untuk biaya apa pun yang terkait dengan perbaikan atau penggantian ini. Selain itu, pemilik proyek juga mungkin bertanggung jawab atas biaya tambahan yang dikeluarkan kontraktor karena harus menunggu pengiriman ulang material atau peralatan

Fakta penting kebijakan Supplied by Owner (SBO)

1.     Risiko vs Manfaat: Meskipun ada potensi penghematan biaya awal dari pemilik yang menyediakan bahan atau peralatan, risikonya bisa cukup besar. Misalnya, pemilik mungkin harus menanggung biaya tambahan jika ada perubahan dalam kontrak, klaim, atau litigasi. Selain itu, pemilik juga bertanggung jawab atas kualitas dan ketepatan waktu pengiriman barang, yang mungkin di luar kendali mereka. Jika pengiriman tidak dilakukan sesuai rencana, ini dapat berdampak negatif pada proyek dalam jangka panjang

 

2.     Pengalaman Kontraktor: Seorang kontraktor dapat menemui berbagai masalah ketika menggunakan bahan yang disediakan oleh pemilik. Misalnya, bahan mungkin tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk proyek, atau ada masalah lain yang muncul selama proses pengerjaan yang dapat menambah biaya dan waktu pengerjaan

 

3.     Tanggung Jawab Pemilik: Jika ada masalah dengan bahan yang dibeli oleh pemilik, mereka akan bertanggung jawab untuk mengganti bahan tersebut, serta bagian lain yang mungkin rusak atau hancur. Mereka juga harus membayar lebih dari dua kali lipat untuk tenaga kerja: mereka akan membayar untuk pemasangan pertama, untuk pembongkaran pemasangan pertama, dan kemudian untuk pemasangan kedua

 

4.     Penghematan vs Biaya: Meski membeli bahan sendiri mungkin tampak menghemat biaya, dalam jangka panjang hal tersebut bisa menambah biaya dua kali lipat atau lebih. Risiko terbesar adalah jika terjadi sengketa pekerjaan, yang hampir selalu terjadi ketika pemilik menyediakan bahan sendiri


SIMULASI PENERAPAN KEBIJAKAN SUPPLIED BY OWNER

Simulasi 1

Berikut adalah simulasi penerapan konsep "Supplied by Owner" dalam pembangunan gedung sekolah senilai 1 milliar rupiah:

 

1.     Pekerjaan Persiapan

·       1.1 Persiapan dokumen pengadaan: Pada bulan pertama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan timnya mengumpulkan dan menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengadaan material dan jasa. Dokumen tersebut antara lain Rencana Anggaran Biaya (RAB), spesifikasi teknis, gambar kerja, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

·       1.2 Penyusunan kontrak: Selanjutnya, PPK dan timnya merumuskan kontrak pengadaan, termasuk syarat dan ketentuan pengiriman barang yang akan dilakukan oleh pemilik (Supplied by Owner).

 

2.     Pembelian Material

·       2.1 Penetapan pemasok: Pada bulan kedua dan ketiga, PPK dan timnya melakukan penelitian pasar dan menetapkan pemasok untuk setiap material yang diperlukan.

·       2.2 Penyusunan dan penandatanganan kontrak: Setelah itu, PPK dan timnya menyusun kontrak dengan pemasok dan menandatanganinya. Kontrak tersebut berisi detail tentang jadwal pengiriman, jumlah, dan kualitas barang yang dibutuhkan.

·       2.3 Monitoring dan pengendalian kontrak: Selama proses pengadaan, PPK dan timnya harus secara terus-menerus memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kontrak untuk memastikan bahwa pemasok mematuhi syarat dan ketentuan kontrak.

 

 

3.     Pelaksanaan Pekerjaan

·       3.1 Pembangunan: Mulai bulan keempat hingga bulan ke-11, pekerjaan pembangunan gedung sekolah dilakukan. Selama periode ini, PPK dan timnya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kontrak.

·       3.2 Monitoring dan pengendalian kontrak: Sama seperti pada tahap pembelian material, PPK dan timnya harus memonitor dan mengendalian pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan bahwa kontraktor mematuhi syarat dan ketentuan kontrak.

 

 

4.     Pembersihan

·       4.1 Pembersihan dan perbaikan akhir: Pada bulan ke-12, dilakukan pembersihan dan perbaikan akhir di lokasi pekerjaan. PPK dan timnya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pekerjaan telah selesai dan semua material yang tidak digunakan telah dibersihkan dari lokasi kerja.

·       4.2 Serah terima pekerjaan: Setelah pembersihan dan perbaikan akhir, PPK dan timnya melakukan serah terima pekerjaan kepada pemilik.

 

Simulasi di atas merujuk pada penggunaan "Supplied by Owner" dalam konteks pembangunan gedung sekolah. Konsep ini menunjukkan bahwa pemilik adalah yang bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian atau semua material yang diperlukan untuk pekerjaan. Konsep ini dapat digunakan dalam berbagai jenis proyek konstruksi dan memiliki keuntungan dan kerugian tertentu. Keuntungannya adalah bahwa pemilik dapat memiliki kontrol yang lebih besar atas kualitas dan pengiriman material. Kerugiannya adalah bahwa pemilik harus menanggung risiko jika ada masalah dengan pengiriman atau kualitas material.

 

Simulasi 2

Berikut adalah simulasi penerapan konsep "Supplied by Owner" dalam pembangunan gedung kantor senilai 10 milliar rupiah. Saya juga akan mencantumkan tabel pengendalian kontrak yang diperlukan:

1. Pekerjaan Persiapan - M1 (Bulan Pertama)

·       Menyusun dan merumuskan Rencana Anggaran Biaya (RAB), spesifikasi teknis, dan gambar kerja.

·       Menyiapkan kontrak pengadaan dengan syarat dan ketentuan tentang Supplied by Owner.

2. Pembelian Material - M2-M3

·       Meneliti pemasok dan menetapkan pemasok untuk setiap material yang dibutuhkan.

·       Menyusun kontrak dengan pemasok dan menandatanganinya.

·       Melakukan monitoring dan pengendalian kontrak.

3. Pekerjaan Pondasi - M4-M6

·       Melakukan penggalian dan pengecoran pondasi.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

4. Pekerjaan Dinding - M7-M9

·       Melakukan pekerjaan pasangan batu dan plesteran.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

 

5. Pekerjaan Atap - M10-M11

·       Melakukan pemasangan rangka atap dan penutupan atap.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

6. Pekerjaan Finishing - M12-M14

·       Melakukan pekerjaan finishing seperti pengecatan, pemasangan keramik, dan lainnya.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

7. Pembersihan dan Serah Terima - M15

·       Melakukan pembersihan dan perbaikan akhir di lokasi pekerjaan.

·       Melakukan serah terima pekerjaan kepada pemilik.

8. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Mekanikal - M16-M18

·       Melakukan pekerjaan pemasangan instalasi listrik dan mekanikal.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

9. Pekerjaan Instalasi Sanitasi - M19-M20

·       Melakukan pekerjaan pemasangan instalasi sanitasi.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

10. Pekerjaan Finishing Interior - M21-M22

·       Melakukan pekerjaan finishing interior seperti pemasangan plafon, pengecatan, dan lainnya.

·       Memastikan material yang disuplai oleh pemilik sudah ada di lokasi kerja.

11. Pembersihan Akhir dan Serah Terima - M23

·       Melakukan pembersihan dan perbaikan akhir di lokasi pekerjaan.

·       Melakukan serah terima pekerjaan kepada pemilik.

 

Berikut adalah tabel pengendalian kontrak yang diperlukan:

No

Tahap Pekerjaan

Material

Pemasok

Jadwal Pengiriman

Status Pengiriman

Kualitas Material

1

Pondasi

Semen

Pemasok A

M4

Sesuai Jadwal

Sesuai Spesifikasi

2

Dinding

Bata

Pemasok B

M7

Sesuai Jadwal

Sesuai Spesifikasi

3

Atap

Genteng

Pemasok C

M10

Sesuai Jadwal

Sesuai Spesifikasi

4

Finishing

Cat

Pemasok D

M12

Sesuai Jadwal

Sesuai Spesifikasi

5

Instalasi Listrik dan Mekanikal

Kabel Listrik, Pipa, dan Fitting

Pemasok E

M16

Belum Dikirim

-

6

Instalasi Sanitasi

Pipa PVC, Kloset, dan Kran

Pemasok F

M19

Belum Dikirim

-

7

Finishing Interior

Plafon, Cat Interior

Pemasok G

M21

Belum Dikirim

-

 

Kesimpulan:

Dari penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa ada beberapa keuntungan dan risiko yang terkait dengan pemilik yang menyediakan bahan sendiri untuk proyek konstruksi. Keuntungan utama adalah potensi penghematan biaya langsung dan kontrol lebih besar atas anggaran. Namun, pemilik yang memilih untuk menyediakan bahan mereka sendiri juga akan mengambil alih sejumlah tanggung jawab dan risiko, termasuk jadwal, kualitas, dan pengiriman tepat waktu dari bahan-bahan tersebut. Jika ada masalah dengan bahan-bahan tersebut, biaya tambahan yang ditimbulkan bisa jauh melebihi penghematan awal yang diantisipasi. Selain itu, jika pemilik memilih untuk menyediakan bahan mereka sendiri, mereka juga harus siap untuk menghabiskan waktu dalam mengumpulkan semua bagian yang diperlukan

 

Rekomendasi:

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan ini, pemilik harus mempertimbangkan dengan hati-hati berbagai risiko dan manfaat yang terkait. Mereka harus membuat analisis sensitivitas yang mencakup berbagai skenario "apa-itu" dan siap untuk menangani konsekuensi jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Jika pemilik memilih untuk memasok bahan mereka sendiri, mereka harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan sumber daya yang cukup untuk mengelola logistik dan jadwal pengiriman bahan. Mereka juga harus siap untuk menanggung biaya tambahan jika ada masalah dengan bahan atau jadwal pengiriman.

 

Rencana Aksi:

1.     Lakukan penilaian mendalam terhadap proyek konstruksi dan identifikasi bahan-bahan yang mungkin dapat dibeli oleh pemilik.

2.     Buat analisis biaya-manfaat untuk setiap bahan yang dipertimbangkan. Analisis ini harus mencakup tidak hanya biaya bahan itu sendiri, tetapi juga biaya potensial yang terkait dengan masalah kualitas, penundaan pengiriman, dan perubahan pesanan.

3.     Jika memutuskan untuk memasok bahan sendiri, buatlah rencana yang rinci untuk pengadaan, pengiriman, dan penanganan bahan-bahan tersebut.

4.     Komunikasikan dengan jelas kepada kontraktor peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam hal bahan yang disediakan oleh pemilik. Hal ini dapat mencakup penentuan siapa yang bertanggung jawab atas masalah yang mungkin timbul, seperti kerusakan bahan, penundaan, atau masalah kualitas.

 

Sumber informasi:

https://www.interface-consulting.com/construction-management-articles/dangers-of-owner-supplied-equipment-and-materials/

https://www.markupandprofit.com/articles/owners-supplying-their-own-materials/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membedah Rahasia Dokumen Referensi Harga: Panduan Lengkap Menyusun Prompt untuk Pengadaan Barang yang Efektif dan Transparan

4 Langkah Strategis Pembuatan Etalase Produk Konstruksi Katalog Elekronik

Mengulas SE Kepala LKPP No 3 Tahun 2024 Tentang Panduan Penyelenggaraan E-Purchasing Katalog Melalui Metode Mini-Kompetisi Bagi PPK dan PP